TIDAK HANYA MATERI, MENTAL JUGA PENTING UNTUK PERSIAPAN MENIKAH
HKTOWERBALLROOM.COM - Pernikahan adalah momen sakral yang diimpikan banyak pasangan. Menjelang hari pernikahan yang disebut-sebut sebagai "dream wedding day," ada banyak hal yang harus disiapkan secara matang. Dari pemilihan tanggal, waktu, lokasi, gaun dan jas pengantin, hingga urusan katering dan bulan madu, semuanya menjadi fokus perhatian. Namun, ada satu aspek yang sering terabaikan meski sangat penting, yaitu persiapan mental.
Tak hanya soal materi, kesiapan mental juga memegang peranan besar dalam membangun kehidupan rumah tangga yang harmonis dan penuh cinta. Mengingat bahwa pernikahan adalah sebuah perjalanan panjang yang menuntut komitmen seumur hidup, mempersiapkan diri secara emosional menjadi hal yang wajib dilakukan oleh calon mempelai.
Menurut Dr. Dharmawan A. Purnama, seorang psikiater dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), selain persiapan finansial, calon pengantin harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang diri mereka sendiri dan apa yang mereka butuhkan dalam sebuah hubungan. Selain itu, penting juga untuk mengenali dan memahami karakter pasangan sebelum resmi memasuki kehidupan rumah tangga.
Dikutip dari sumber-sumber seperti Bridestory dan The Health Site, berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mempersiapkan mental sebelum menikah:
1. Membiasakan Diri dengan Konsep "Kita"
Dalam pernikahan, konsep "aku" dan "kamu" perlahan akan bergeser menjadi "kita." Ini berarti, ada kolaborasi antara dua individu dalam membangun kehidupan bersama. Meski demikian, penting untuk diingat bahwa ini bukan berarti kehilangan identitas atau hak pribadi. Sebaliknya, pernikahan menuntut adanya sinergi yang kuat dan kemampuan untuk saling melengkapi, mengesampingkan ego demi tujuan bersama.
Keberhasilan rumah tangga banyak bergantung pada kemampuan untuk bekerja sama dalam segala hal, mulai dari keputusan-keputusan kecil hingga perencanaan besar seperti keuangan atau pendidikan anak di masa depan.
2. Memahami dan Menerima Perubahan Hidup
Setelah menikah, perubahan dalam berbagai aspek kehidupan akan terjadi. Prioritas berubah, gaya hidup beradaptasi, bahkan cara mengelola keuangan dan asuransi pun ikut berubah. Anda mungkin akan mendapati bahwa beberapa kebiasaan atau keputusan yang dulu diambil sendiri kini harus dipertimbangkan bersama pasangan.
Untuk menghindari konflik, penting untuk mulai memahami peran-peran baru yang akan diemban setelah menikah, serta siap menghadapi berbagai perubahan yang mungkin datang. Diskusi dan kompromi akan menjadi bagian penting dalam perjalanan ini.
3. Belajar Memahami dan Memaafkan
Dalam sebuah hubungan, terutama pernikahan, tidak mungkin menghindari perbedaan pendapat atau bahkan konflik. Oleh karena itu, penting untuk belajar memaafkan dan memahami perspektif pasangan. Komunikasi terbuka menjadi kunci untuk menyelesaikan masalah tanpa harus melibatkan emosi negatif.
Pernikahan bukanlah permainan di mana salah satu harus selalu benar. Seringkali, mendengarkan dengan empati dan merespons dengan pengertian bisa jauh lebih bermakna dibandingkan mencari siapa yang benar atau salah. Di sini, penting bagi pasangan untuk berkomunikasi dengan jujur dan saling memberi ruang satu sama lain.
4. Mengikuti Kursus atau Konseling Pranikah
Jika merasa perlu bimbingan lebih dalam persiapan pernikahan, kursus atau konseling pranikah bisa menjadi solusi yang baik. Berbeda dengan meminta saran dari keluarga atau teman, konselor pernikahan dapat memberikan pandangan netral dan objektif. Konseling ini juga memberi kesempatan untuk membahas berbagai kekhawatiran terkait kehidupan setelah menikah dengan cara yang terbuka dan terarah.
Program seperti ini sering kali memberikan pengetahuan tentang bagaimana cara menjaga komunikasi yang baik, mengatasi perbedaan, dan merencanakan masa depan bersama pasangan.
5. Diskusi Tentang Masa Depan dan Anak
Bagi sebagian besar pasangan, memiliki anak adalah bagian dari impian pernikahan. Namun, hal ini membutuhkan perencanaan dan kesiapan mental yang matang. Mendiskusikan kapan waktu yang tepat untuk memiliki anak serta bagaimana mengelola.
(HK Tower Ballroom)
0 comments